Sabtu, 17 Juli 2010

manfaat sedekah

KEMATIAN BISA DIUNDUR
(Yusuf Mansur)
Kematian memang di tangan Allah. Maka ada satu hal yang bisa membuat kematian menjadi sesuatu yang bisa ditunda, yaitu kemauan bersedekah, kemauan berbagi dan peduli.
SUATU hari, Malaikat Kematian mendatangi Nabiyallah Ibrahim, dan bertanya, “Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?”
“Yang anak muda tadi maksudnya?” tanya Ibrahim. “Itu sahabat sekaligus muridku.”
“Ada apa dia datang menemuimu?”
“Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi.”
“Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi.” Habis berkata seperti itu, Malaikat Kematian pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim. Hampir saja Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk rriemberitahu anak muda tersebut, untuk menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematian anak muda itu besok. Tapi langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.
Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan bahwa anak muda tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.
Hingga usia anak muda ini 70 tahun, Nabiyallah Ibrahim bertanya kepada Malaikat Kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat Kematian menjawab bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah menahannya.
“Apa gerangan yang membuat Allah menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda tersebut, dulu?”
“Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.”
Saudara-saudaraku, pembaca “Kajian WisataHati” dimanapun Anda berada, kematian memang di tangan Allah. justru itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah. Dan Allah memberitahu lewat kalam Rasul-Nya, Muhammad shalla `alaih bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur. jadi, bila disebut bahwa ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah…sedekah.
Maka, tengoklah kanan-kiri Anda, lihat-lihatlah sekeliling Anda. Bila Anda menemukan ada satu-dua kesusahan tergelar. maka sesungguhnya Andalah yang butuh pertolongan. Karena siapa tahu kesusahan itu digelar Allah untuk memperpanjang umur Anda. Tinggal apakah Anda bersedia menolongnya atau tidak. Bila bersedia, maka kemungkinan besar memang Allah akan memanjangkan umur Anda.
Saudara-saudaraku sekalian, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan sampai. Dan, tidak seseorangpun yang mengetahui dalam kondisi apa ajalnya tiba. Maka mengeluarkan sedekah bukan saja akan memperpanjang umur, melainkan juga memungkinkan kita meninggal dalam keadaan baik. Bukankah sedekah akan mengundang cintanya Allah? Sedangkan kalau seseorang sudah dicintai oleh Allah, maka tidak ada masalahnya yang tidak diselesaikan, tidak ada keinginannya yang tidak dikabulkan, tidak ada dosanya yang tidak diampunkan, dan tidak ada nyawa yang dicabut dalam keadaan husnul khatimah.
Mudah-mudahan Allah berkenan memperpanjang umur, sehingga kita semua berkesempatan untuk mengejar ampunan Allah dan mengubah segala kelakuan kita, sambil mempersiapkan kematian datang.
Sampai ketemu di pembahasan berikutnya. Insya Allah, kita masih membahas “sedikit tentang menunda umur, tapi kaitannya dengan kesulitan-kesulitan hidup yang kita hadapi “.
sumber " http://tausyiah275.blogsome.com/2006/12/29/manfaat-sedekah/"

Kamis, 15 Juli 2010

5 Tips Menjaga Emosi

Emosi.......begitulah kata tersebut diucapkan. Sekali kita mendengar langsung perhatian kita tertuju ke perasaan marah. Padahal marah hanyalah salah satu bagian dari seratus atau bahkan seribu makna yang terkandung dalam kata Emosi.

Kita sering dalam kehidupan sehari hari bergelut dengan semua makna yang terkandung di dalamnya. Ingat bahwa semua yang ada diluar kita Netral adanya... yang membuat kita nggak Ngeh..itukan kita sendiri, habis ngapain harus dibuat positif dan negatif ?? kita sendiri kan yang mengelompokkan perasaan itu. Ya pastinya kita hidup selalu merasakan semua Emosi. Jengkel, marah, was was, takut, ragu ragu dan seabrek yang lainnya.Nah bagaimana kita menghadapinya??

Cobalah 5 Tips berikut ini untuk menjaga emosi agar tetap aman terkendali. 1. Biarkan keluar
Terkadang Anda juga perlu untuk mengekspresikan perasaan agar hati menjadi lebih ringan. Memendam dan menahan perasaan marah atau sedih dapat menyedot energi Anda dan mempengaruhi hubungan dengan orang tercinta, dan area lain dalam kehidupan pribadi dan profesional Anda. Jadi biarkan orang lain tahu jika sesuatu sedang mengganggu Anda. Jika kesulitan mengungkapkannya dengan kata-kata, cobalah menuliskannya ke dalam jurnal atau buku harian.
2. Hitung sampai sepuluh
Emosi adalah sesuatu yang kuat dan dapat muncul kapan pun: di tempat kerja, di supermarket, saat bersama teman-teman, bahkan di meja makan saat Anda sedang makan malam. Bila Anda merasakan emosi akan meluap, berhentilah sejenak dan hitung sampai 10 sebelum Anda mengatakan atau melakukan apa pun. Melakukan hal tersebut akan memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk tenang, menilai situasi, dan mempertimbangkan kemungkinan positif dan negatif akibat reaksi dan komentar Anda.
3. Kenali batas
Jika Anda memiliki kecenderungan untuk melakukan semua hal, berhati-hatilah! Tahan hasrat untuk menjadi manusia super yang menangani semua persoalan sendirian. Mintalah bantuan jika diperlukan. Bagi pekerjaan besar menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan delegasikan, bahkan tugas-tugas kecil sekali pun dan lakukan sebelum menumpuk. Belajar bagaimana mengenali dan mengekspresikan batas kemampuan diri adalah penting untuk menghindari ledakan emosi.
4. Bicara kepada diri sendiri
Emosi kita terkadang tak stabil. Suatu saat Anda bisa merasa senang, di menit berikutnya bisa jadi perasaan tidak karuan. Rasa khawatir tiba-tiba menyeruak dari dalam hati. Sesuatu atau mungkin beberapa hal terjadi di luar rencana dan harapan, dan Anda pun mulai terpuruk ke dalam lubang kegelapan. Sebelum terpuruk terlalu dalam, bicaralah kepada diri sendiri. Tanyakan apa yang dapat dipelajari dari situasi yang tengah dihadapi dan bagaimana cara agar Anda dapat membuat rencana yang lebih efektif di masa yang akan datang.
5. Penuhi kebutuhan dasar
Emosi datang menyerang pada saat Anda berada di dalam kondisi yang paling rentan: ketika jadwal kegiatan, peran dan tanggung jawab Anda sangat padat. Maka dari itu pastikan Anda telah memenuhi kebutuhan dasar terlebih dulu seperti makan, minum, tidur, dan olahraga yang cukup. Anda akan lebih mudah untuk tetap tenang, berkepala dingin, dan siap jika berolahraga secara teratur, makan makanan sehat, dan mendapatkan cukup tidur.

Rabu, 07 Juli 2010

larutan

Pernahkah kamu membuat larutan? Larutan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, bahkan kita selalu berhubungan dengan larutan. Misalnya larutan gula, larutan cuka, larutan alkohol dan banyak larutan lainnya.
Lalu apa yang dimaksud dengan larutan? Untuk menjelaskan pengertian larutan, coba dengan cara berikut. Jika ke dalam gelas yang berisi air dimasukkan gula kemudian kamu aduk, apa yang terjadi? Larut. Ya, gula akan larut dalam air. Setelah gula larut dalam air, dapatkah kamu membedakan antara air dan gula? Ternyata kita tidak dapat membedakan air dan gula. Walaupun dengan menggunakan mikroskop sekalipun. Mengapa? Karena gula bercampur sangat baik dalam tataran molekuler dengan air.




Sekarang kita bandingkan dengan percobaan kedua. Ke dalam gelas yang berisi air dimasukkan pasir atau tanah, kemudian kamu aduk sekuat tenaga. Apa yang terjadi? Ternyata pasir atau tanah tidak dapat larut dalam air. Setelah diaduk beberapa saat kemudian pasir atau tanah akan segera mengendap. Disini kita dapat segera memastikan komponen-komponen yang bercampur.
Pada percobaan yang pertama, antara air dengan gula, kita membuat campuran homogen. Sedangkan pada percobaan kedua, pencampuran air dengan pasir, kita membuat campuran heterogen. Pada campuran heterogen, kita dapat memisahkan, menunjukkan komponen-komponen yang dicampurkan. Sedangkan pada campuran homogen, kita tidak dapat membedakan komponen-komponen yang bercampur. Campuran homogen kemudian disebut sebagai larutan.
Jadi larutan adalah campuran dua zat atau lebih yang memiliki sifat serba sama di tiap bagiannya. Dalam larutan zat yang bercampur tidak terpisah dan sulit dibedakan secara kasat mata.
Dalam larutan ada dua jenis zat yang terlibat, yaitu pelarut dan zat terlarut. Pelarut (solvent) adalah zat yang melarutkan zat terlarut (solut). Jumlah pelarutnya biasanya lebih banyak daripada zat terlarut. Coba ingat kembali percobaan pembuatan larutan gula! Berapa jumlah gula yang kamu masukkan ke dalam segelas air? Tentunya lebih sedikit dari jumlah air yang kamu sediakan.
Jumlah pelarut tidak harus mutlak lebih banyak daripada zat terlarut. Pada beberapa kasus, jumlah zat pelarut lebih sedikit. Misalnya pada alkohol. Jika kamu membeli alkohol di apotek, maka pada label botol alkohol tertera ‘alkohol 70%’. Apa artinya? Alkohol 70% mengandung arti : 70%-nya alkohol dan sisanya, 30%, adalah air. Jika volume larutan alkohol tersebut 100 mL, berarti alkoholnya terdapat 70 mL sedangkan sisanya -30 mL- adalah air. Contoh lain adalah larutan H2SO4 96%. Hal ini mengandung arti dalam tiap 100 mL larutan H2SO4 terdapat 96 mL H2SO4 dan 4 mL air. Walaupun jumlah air jauh lebih sedikit, tetap dikatakan air sebagai pelarut.

penelitian

BIOAKUMULASI ION LOGAM KADMIUM II OLEH RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONI DI LINGKUNGAN AIR LAUT


JURUSAN KIMIA FMIPA UNHAS
MAKASSAR
2008



PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km. Di dalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun hewan air. Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di laut adalah alga (Putra dan Putra, 2006).
Pembangunan yang pesat dibidang ekonomi disatu sisi akan meningkatkan kualitas hidup manusia, yaitu dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, tetapi di sisi lain akan berakibat pada penurunan kesehatan akibat adanya pencemaran yang berasal dari limbah industri dan rumah tangga. Hal ini karena kurangnya atau tidak memadainya fasilitas atau peralatan untuk menangani dan mengelola limbah tersebut (Marganof, 2003)

Sejalan dengan perkembangan sektor industri pada beberapa daerah telah terjadi berbagai kasus pencemaran terhadap sumber-sumber air, lebih jauh dari itu bahan pencemar air yang seringkali menjadi masalah terhadap masyarakat dan lingkungan adalah terdapatnya limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) (Brahmana dan Moelyo, 2003). Perkembangan teknologi industri memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan organisme, sisa-sisa bahan buangan dari industri berteknologi tinggi tersebut mengandung ion logam berat yang akan diadsorpsi oleh organisme perairan baik secara langsung maupun tidak langsung (Fathuddin, 2003).
Pencemaran perairan merupakan masalah lingkungan hidup yang perlu dipantau sumber dan dampaknya terhadap ekosistem. Dalam memantau pencemaran air digunakan kombinasi komponen fisika, kimia dan biologi. Penggunaan salah satu komponen saja sering tidak dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Menyatakan bahwa penggunaan komponen fisika dan kimia saja hanya akan memberikan gambaran kualitas lingkungan sesaat dan cenderung memberikan hasil dengan penafsiran dan kisaran yang luas, oleh sebab itu penggunaan komponen biologi juga sangat diperlukan karena fungsinya yang dapat mengantisipasi perubahan pada lingkungan kualitas perairan (Anonim, 2008).
Salah satu pencemaran pada badan air adalah masuknya ion logam berat. Peningkatan kadar logam berat di dalam perairan akan diikuti oleh peningkatan kadar zat tersebut dalam organisme air seperti kerang, rumput laut dan biota laut lainnya. Pemanfaatan organisme ini sebagai bahan makanan akan membahayakan kesehatan manusia (Marganof, 2003).
Kadmium merupakan salah satu logam berat yang dapat mencemari lingkungan. Kadmium dalam air berasal dari pembuangan industri dan limbah pertambangan. Logam ini sering digunakan sebagai pigmen pada keramik, dalam penyepuhan listrik, pada pembuatan alloy, dan baterai alkali. Kadmium bersifat toksik bagi makhluk hidup. Keracunan kadmium dapat bersifat akut dan kronis. Efek keracunan yang dapat ditimbulkannya berupa penyakit paru-paru, kanker, hati, tekanan darah tinggi, gangguan pada sistem ginjal dan kelenjar pencernaan serta mengakibatkan kerapuhan pada tulang ( Saeni, 1997).
Mengingat tingginya faktor resiko yang ditimbulkan pencemaran logam-logam toksik, maka upaya pengambilan ion logam toksik dari lingkungan perairan yang telah tercemar perlu terus diupayakan. Berbagai metode seperti penukar ion, penyerapan dengan karbon aktif (Rama, 1990) dan pengendapan secara elektrolisis telah dilakukan untuk menyerap bahan pencemar beracun dari limbah, tetapi cara ini membutuhkan biaya yang sangat tinggi dalam pengoperasiannya. Penggunaan bahan biomaterial sebagai penyerap ion logam berat merupakan alternatif yang memberikan harapan. Sejumlah biomaterial seperti lumut (Low, dkk, 1977), daun teh (Tan dan Majid, 1989), sekam padi (Munaf , 1997), dan sabut kelapa sawit (Munaf, 1999), limbah udang (Marganof, 2003), mikroalga (Brahmana dan Moelyo, 2003), cendawan (Surtiningsih, 2000), begitu juga dari bahan non biomaterial seperti perlit, tanah gambut, lumpur aktif dan lain-lain telah digunakan sebagai bahan penyerap logam-logam berat dalam air limbah.
Pemanfaatan sistem adsorpsi untuk pengambilan ion logam-logam berat dari perairan telah banyak dilakukan. Beberapa spesies alga telah ditemukan mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk mengadsorpsi ion-ion logam, baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk sel mati (biomassa). Beberapa makroalga merupakan indikator yang baik dan efisien untuk mengetahui terjadinya pencemaran logam berat. Organisme ini dapat mengakumulasi pencemar, terdapat dalam jumlah banyak, dan korelasi antara kandungan bahan pencemar dalam air dan dalam tubuh organisme dapat ditunjukkan. Rumput laut menawarkan keuntungan untuk biosorpsi karena memiliki struktur yang makroskopis sehingga dapat digunakan sebagai biosorben (Regine, dkk., 2000).
Dari berbagai penelitian di ketahui bahwa berbagai spesies alga terutama dari golongan alga hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta), dan alga merah (Rhodophyta) baik dalam keadaan hidup (sel hidup) maupun dalam bentuk sel mati (biomassa) dapat mengadsorpsi ion ion logam. Gugus fungsi yang terdapat dalam alga mampu melakukan pengikatan dengan ion logam seperti yang telah dibuktikan oleh Davis, dkk., (2000) menggunakan Sargassum dan Figueira dkk., (2000) yang menggunakan biomassa Durvillaea, Laminaria, Ecklonia sebagai biosorben ion logam berat. Ladeiro, dkk., (2006) menggunakan makroalga Cystoseira baccata sebagai biosorben untuk Cd(II) dengan studi kinetika dan kesetimbangan menunjukkan bahwa Cystoseira baccata mampu melakukan pengambilan logam dengan cepat, study kinetika dan kesetimbangan menunjukkan logam yang diserap sekitar 0.9 mmol/g (101 mg/g untuk kadmium(II)).
Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan informasi tentang potensi E.cottonii sebagai biosorben maupun sebagai bioindikator pencemaran lingkungan perairan, serta tentang bagaimana interaksi logam kadmium pada jenis alga yang lain seperti pada E. cottonii, karena jenis alga tersebut banyak tumbuh di perairan sulawesi selatan dan pertumbuhannya cukup cepat, sehingga kemungkinan terserapnya logam berat lebih besar. Dengan demikian rumput laut E.cottonii diharapkan dapat dijadikan bioindikator maupun biosorben.

1.2. Rumusan Masalah
  1. Apakah E. cottonii dapat dijadikan sebagai bioindikator atas pencemaran ion logam Cd(II) dalam lingkungan perairan laut?
  2. Bagaimana pengaruh waktu dan konsentrasi terhadap penyerapan ion logam Cd(II) oleh E.cottonii?
  3. Berapa besar kapasitas penyerapan E.cottonii terhadap ion logam Cd(II)?
  4. Gugus fungsi apakah yang berperan dalam proses adsorpsi ion logam Cd(II) oleh E. cottonii?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan E. cottonii mengakumulasikan ion logam terutama ion logam Cd(II).

1.3.2 Tujuan Penelitian
  1. Mengkaji kemampuan E. cottonii sebagai bioindikator atas pencemaran logam Cd(II) dalam lingkungan perairan laut.
  2. Mengkaji pengaruh waktu dan konsentrasi terhadap penyerapan ion Cd(II) oleh E.cottonii.
  3. Menentukan kapasitas penyerapan E.cottonii terhadap ion logam Cd(II).
  4. Menentukan gugus fungsional yang kemungkinan berperan dalam proses adsorpsi ion Cd(II) oleh E. cottonii.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfat antara lain:
  1. Informasi tentang parameter interaksi E. cottoni terhadap ion Cd(II) sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengolah lingkungan perairan yang terkontaminasi oleh logam berat.
  2. Memberi pengalaman praktis bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang lebih luas cakupannya kelak.