Senin, 08 November 2010

KONSEP BELAJAR MENURUT ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada dasarnya, sistem pendidikan Islam didasarkan pada sebuah kesadaran bahwa setiap Muslim wajib menuntut ilmu dan tidak boleh mengabaikannya. Banyak nash al-Qur’an maupun hadits Nabi yang menyebutkan juga keutamaan mencari ilmu dan orang-orang yang berilmu.  Sesungguhnya motivasi seorang Muslim untuk mencari ilmu adalah dorongan ruhiyah, bukan untuk mengejar faktor duniawi semata. Seorang Muslim yang giat belajar karena terdorong oleh keimanannya, bahwa Allah Swt sangat cinta dan memuliakan orang-orang yang mencari ilmu dan berilmu di dunia dan di akhirat.
Betapa pentingnya pendidikan, karena hanya dengan proses pendidikanlah manusia dapat mempertahankan eksistensinya sebagai manusia yang mulia, melalui pemberdayaan potensi dasar dan karunia yang telah diberikan Allah. Apabila semua itu dilupakan dengan mengabaikan pendidikan, manusia akan kehilangan jatidirinya.
Dalam Islam, pentingnya pendidikan tidak semata-mata mementingkan individu, melainkan erat kaitannya dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Konsep belajar/pendidikan dalam Islam berkaitan erat dengan lingkungan dan kepentingan umat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan senantiasa dikorelasikan dengan kebutuhan lingkungan, dan lingkungan dijadikan sebagai sumber belajar. Seorang peserta didik yang diberi kesempatan untuk belajar yang berwawasan lingkungan akan menumbuhkembangkan potensi manusia sebagai pemimpin.
BAB II
KONSEP BELAJAR MENURUT ISLAM
Konsep adalah gambaran mental dari obyek, suatu pemikiran, ide, suatu gagasan yang mempunyai derajat kekongkritan, proses ataupun yang diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Sedangkan  belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.
Konsep pendidikan Islam yaitu suatu ide atau gagasan  untuk menciptakan manusia yang baik dan bertakwa yang menyembah Allah dalam arti yang sebenarnya, yang membangun struktur pribadinya  sesuai dengan syariah Islam serta melaksanakan segenap aktifitas kesehariannya sebagai wujud ketundukannya pada Tuhan. Dengan cara menanamkan nilai-nilai fundamental Islam kepada setiap Muslim terlepas  dari disiplin ilmu apapun yang akan dikaji (Fatih Syuhud dalam  Sidogiri.com).
2.1 Pendidikan Dalam Sejarah Islam
Penyelenggaraan pendidikan dalam lintasan sejarah Islam telah dimulai oleh Rasulullah saw dan para Khulafa ar-Rasyidin. Rasulullah saw telah menjadikan mengajar baca-tulis bagi 10 orang penduduk Madinah sebagai syarat pembebasan bagi setiap tawanan perang Badar. Pada masa itu nabi Muhammad senantiasa menanamkan kesadaran pada sahabat dan pengikutnya  akan urgensi ilmu dan selalu mendorong umat untuk senantiasa mencari ilmu. Hal ini dapat kita buktikan dengan adanya banyak hadis yang menjelaskan tentang urgensi dan keutamaan (hikmah) ilmu dan orang yang memiliki pengetahuan. Khalifah Umar bin Khattab, secara khusus, mengirimkan ‘petugas khusus’ ke berbagai wilayah baru Islam untuk menjadi guru pengajar bagi masyarakat Islam di wilayah-wilayah tersebut. 
Institusi pendidikan Islam yang mulai menggunakan sistem pendidikan ‘modern’ baru muncul dengan berdirinya Perguruan al-Azhar oleh Daulat Bani Fatimiyyah di Kairo pada tahun 972 M. Pada al-Azhar, selain dilengkapi dengan perpustakaan dan laboratorium, mulai diberlakukan sebuah kurikulum pengajaran. Pada kurikulum al-Azhar diajarkan disiplin-disiplin ilmu agama dan juga disiplin-disiplin ilmu ‘umum’ (aqliyyah). Ilmu agama yang ada dalam kurikulum al-Azhar antara lain tafsir, hadits, fiqh, qira’ah, teologi (kalam), sedang ilmu akal yang ada dalam kurikulum al-Azhar antara lain filsafat, logika, kedokteran, matematika, sejarah dan geografi (Al-Bughury, 2009).  Pendapat yang mengatakan bahwa belajar sebagai aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan berasal dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu malakukan kegiatan belajar. Dalam Al-Qur’an, kata Al-Ilm dan turunannya berulang sebanyak 780 kali. Seperti yang termaktub dalam wahyu yang pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW yakni Al-‘Alaq ayat 1-5. Ayat ini menjadi bukti bahwa Al-Qur’an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah, mencari, dan mengkaji, serta meniliti. Secara faktual, begitu pentingnya ilmu pengetahuan sehingga mewajibkan kepada umat dalam menuntut ilmu ( belajar), sebagaimana dijelaskan Rosulullah SAW dalam sabdanya :


 


Artinya : “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”(HR. Ibnu Abdil Bari)
Artinya : “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”

2.2 Ruang Lingkup Belajar Menurut islam
            Adapun ruang lingkup pendidikan secara garis besar dalam konsep islam dibagi menjadi 5, yaitu:
1. keimanan
2. akhlak
3. intelektual
4.fisik
5.psikis

2.3 Ciri-Ciri Belajar
Belajar merupakan tindakan siswa yang kompleks. Yang hanya dialami oleh siswa itu sendiri.
Unsur-unsur
Belajar
  1. pelaku
  2. tujuan
  3. proses
  4. tempat
  5. syarat terjadi
  6. ukuran keberhasilan
  7. faedah
  8. hasil
Siswa yang bertindak belajar/pembelajar
Memperoleh hasil belajar/pengalaman hidup
Internal pada diri pembelajar
Disembarang tempatlajar
Motivasi be yang kuat
Dapat memecahkan masalah
Mempertinggi martabat pribadi
Hasil beajar sebagai dampak pengajaran


2.4 Tujuan Belajar
Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dan menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal. Belajar merupakan proses internal dan kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu.
Dalam firman Allah SWT : “Allah niscaya mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahuan bertingkat derajat dan Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu lakukan”.(Qs. Al-mujadalah : 11).







Artinya: ”Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2.5 Arti Penting Belajar menurut Al-Qur’an
Agama islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar. Bahkan islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung hikmah atau sesuatu yang penting bagi manusia. Beberapa hal penting yang berkaitan dengan belajar antara lain:
  1. Bahwa orang yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk memecahkan segala masalah yang dihadapinya di kehidupan dunia
  2. Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Allah sangat membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai pertanggungjawabannya.
  3. Dengan ilmu yang dimilikinya, mampu mengangkat derajatnya di mata Allah. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimumulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon.( Anonymous.2010.www.wordpress.com.Konsep Pembelajaran Islami).

2.6 Konsep Strategi Belajar-Mengajar Yang Islami
Strategi Belajar-Mengajar Menurut Konsep Islami, pada dasarnya sebagai berikut:
1. Proses belajar mengajar dilandasi dengan kewajiban yang dikaitkan dengan niat ibadah kepada Allah.
2. Konsep strategi belajar mengajar memerlukan kreativitas baik metodologi maupun desain pembelajaran.
3. Mendidik dengan ketauladanan yang baik
4. Membutuhkan pembiasaan-pembiasaan untuk mencapai hasil yang maksimal
5. Mengadakan evaluasi
6. Dalam proses pembelajaran belajar-mengajar harus diawali dan diakhiri dengan do’a.
            Dalam Al-Quran, cara belajar yang membutuhkan usaha manusia, sebagaimana dikemukakan ole Najati (2005), dapat melalui meniru(imitasi), coba-coba (trial and eror), atau melalui pemikiran dan membuat konklusi logis.
2.7 Sarana belajar
            Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan tidak berpengetahuan, namun Allah membekali manusia dengan sarana sarana baik fisik maupun psikis, agar manusia dapat menggunakannya untuk belajar dan mengembangkan ilmu dan teknologi untuk kepentingan dan kepentingan manusia.
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan daya nalar agar kamu bersyukur (Qs. An Nahl [16]: 78)
a. Sarana fisik
Dalam Al-Quran diantara indra-indra eksternal, hanya mata dan telinga yang sering disebut keduanya merupakan alat yang utama membantu seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Meskipun demikian. Bukan berarti indra eksternal lainnya seperti pencium, peraba dan perasa tidak mepunyai fungsi dalam kegiatan belajar karena adakalanya indra-indra tersebut membantu manusia untuk lebih mudah memahami apa yang mereka pelajari.
b. Sarana psikis
1) akal
            Akal dapat diartikan sebagai daya pikir atau potensi intelegensi. Akal sebagai sarana psikis belajar dijelaskan dalam surah An-Nahl ayat 78 dengan kata af-idah. Menurut Quraish shihab af idah berarti ” daya nalar”.
2) Qalbu
Qalbu mempunyai dua arti yakni fisik atau metafisik. Dalam arti fisik adalah Jantung (Heart) berupa segumpal daging berbentuk lonjong, terletak dalam rongga dada sebelah kiri. Dalam pengertian non fisik Qalbu iartikan sebagai al-aql (akal), al-lubb (inti; akal), al-dzakirah (ingatan; mental) dan al-quwwqh al-aqilah (daya pikir). Sementara dalam kamus Al-Maurid, Qalb nonfisik diartikan sebagai 1) mind (akal/pikiran), dan 2) secret tought (pikiran tersembunyi/rahasia).
Konsep Belajar Menurut Tokoh-Tokoh Islam
1. Al-Ghazali
Menurut Al-Ghazali  proses belajar adalah usaha orang itu untuk mencari ilmu karena itu belajar itu sendiri tidak terlepas dari ilmu yang akan dipelajarinya. Berkaitan dengan ilmu,  Al-Ghazali berpendapat ilmu yang dipelajari dapat dari dua segi, yaitu ilmu sebagai proses dan ilmu sebagai objek.
            Pertama, sebagai proses, Al-Ghazali  megklasifikasikan ilmu menjadi tiga. Pertama ilmu hissiyah (ilmu yang diperoleh melalui pengindraan). Kedua, ilmu Aqliyah (ilmu yang diperoleh melalui kegiatan berpikir (akal). Ketiga, ilmu Ladunni (ilmu yang langsung diperoleh dari Allah tanpa berfikir dan proses pengindraan.
            Kedua, sebagai objek, Al-Ghazali   membagi ilmu menjadi tiga macam. Pertama, ilmu pengetahuan yang tercela secara mutlak baik sedikit maupun banyak seperti sihir. Kedua, ilmu pengetahuan yang terpuji baik sedikit maupun banyak. Dan Ketiga, ilmu pengetahuan yang dalam kadar tertentu terpuji tetapi bila mendalaminya tercela seperti ilmu ketuhanan, cabang ilmu filsafat (Wahyuni dan Baharuddin, 2010).
            Menurut Al-Ghazali  ilmu terdiri dari dua jenis, yaitu ilmu kasbi dan ilmu ladunni. Ilmu kasbi adalah cara berfikir sistematik dan metodik yang dilakukan secara konsisten dan bertahapmelalui proses pengamatan, penelitian, percobaan dan penemuan.  Ilmu Ladunni adalah ilmu yang diperoleh orang-orang tertentu dengan tidak melalui proses perolehan ilmu pada umumnya tetapi melalui proses pencerahan oleh hadirnya cahaya ilahi dalam qalbu. Menurut Al-Ghazali   pendekatan belajar dalam menuntut ilmu dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan ta’lim insani dan ta’lim rabbani (Wahyuni dan Baharuddin, 2010)
Klasifikasi ilmu menurut Al-Gazali
 
2. Al-Zarnuji
Konsep pendidikan Al-Zarnuji tertuang dalam karya monumentalnya, kitab ” Ta’lim al-Mutallim Thuruq al-Ta’allum” konsep pendidikan yang dikemukakan antara lain:
1.      pengertian ilmu dan keutamaannya
2.      niat belajar
3.      memilih guru, ilmu, teman dan ketabahan dalam belajar
4.      megormati ilmu dan ulama
5.      ketekunan, kontuinitas, dan cita-cita luhur
6.      permulaan dan insensitas belajar serta tata tertibnya
7.      tawakkal kepada Allah SWT
8.      Masa belajar
9.      kasih sayang dan memberi nasihat
10.  mengambil pelajaran
11.  wara’ (menjaga diri dari yang syubhat dan haram) pada masa belajar
12.  penyebab hafal dan lupa
13.  masalah rezeki dan ilmu  umur
Al-Zarnuji membagi ilmu pengetahuan dalam empat kategori. Pertama, ilmu Fardhu ’ain yaitu ilmu yang wajib di pelajari oleh setiap muslim individual. Kedua, ilmu fardhu kifayah yaitu ilmu yang kebutuhannya hanya dalam saat-sata tertentu saja, misalnya ilmu shalat jenazah. Ketiga, Ilmu haram, yaitu ilmu yang haram untuk dipelajari, seperti ilmu nujum. Keempat, ilmu jawas yaitu ilmu yang yang hukum mempelajarinya boleh karena bermanfaat bagi manusia (Wahyuni dan Baharuddin, 2010).


 



BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Menurut perspektif agama islam, bahwa belajar itu adalah hukumnya wajib bagi setiap umat  baik bagi laki-laki muapun perempuan. Agama islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar. Bahkan islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung hikmah atau sesuatu yang penting bagi manusia.
3.2  Saran
Untuk membuat pendidikan ini berjalan lebih baik lagi, para siswa harus meningkatkan belajarnya dan aktif ketika pelajaran berlangsung. Dan bagi seorang guru harus menggunakan metode pengajaran yang lebih baik lagi, ketika pembelajaran berlangsung. Yang membuat siswa merasa senang di kelas dan menggugah selera siswa untuk lebih rajin dalam belajar baik dalam kelas maupun nanti ketika di rumah. Untuk itu cara pengajarannya pun harus yang menarik agar tidak membuat jenuh.


DAFTAR PUSTAKA
Al-Bughury, A.N.A., 2009, Konsep Pendidikan Islam Menurut Al-Quran, (online), http://alauddinalbughury.wordpress.com/2009/11/25/3/, diakses pada tanggal 13 Juni 2009, pukul 15.00.
Arlian, R.T., Dkk., 2010,  Konsep Dasar Belajar Dan Pembelajaran Secara Universal Dan Perspektif Islam, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Baharuddin dan Wahyuni, E.N., 2010, Belajar dan Teori Belajar, Ar-Ruzz Media Group,  Jogjakarta

Dimyati dan Mudjiono, 2006,Belajar dan Pembelajaran., Rineka cipta. Jakarta



Sabtu, 04 September 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN PESERTA DIDIK

OLEH: KELOMPOK 4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu proses yang terjadi selama manusia hidup. Studi mengenai perkembangan seseorang tidak lagi seperti dulu berhenti pada waktu orang mencapai kedewasaannya, melainkan berlangsung terus dan mulai konsepsi hingga orang itu mati. Pembentukan pada masa dini ini akan bersifat tetap dan mempengaruhi sifat penyesuaian fisik, psikologis dan sosial pada masa-masa yang kemudian. Hal ini pula menyebabkan mengapa perlakuan terhadap anak pada masa dini ini harus sedemikian rupa sehingga dapat mengarah kepada penyesuaian sosial dan penyesuaian pribadi yang baik pada masa yang akan datang. Dapat pula dibuktikan bahwa perkembangan kognisi dan kecerdasan anak ditentukan pula pada masa yang sangat awal ini, bahkan pada masa pranatalnya. Kalau pengertian-pengertian ini nantinya dapat dipadukan dengan program-program pemeliharaan anak-anak Balita, tentu akan merupakan paduan usaha yang sangat baik.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran – pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor – faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam perkembangan peserta didik.
B. Rumusan masalah
Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik (intern dan ekstern) ?
C. Tujuan Pembahasan
Mengetahui faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN

Masa remaja adalah tahapan perkembangan yang pada umumnya dimulai sekitar usia 13 tahun. Awal masa remaja ditandai dengan pertumbuhan fisik yang sangat pesat, dengan mulai berfungsinya hormon-hormon sekunder. Pada permulaan masa remaja, pertumbuhan fisik yang sudah menyerupai manusia dewasa ini tidak diikuti dengan perkembangan psikis yang sama pesatnya. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju kehidupan orang dwasa tersebut merupakan masa yang sulit dan penuh gejolak sehingga sering disebut masa badai dan topan, masa pancaroba dan sebutan lainnya yang menggambarkan banyaknya kesulitan yang dialami anak pada masa perubahan tersebut.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif yang mengacu pada jumlah, besar serta luas yang bersifat konkret yang biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses kematangan fungsi-fungi fisik yang berlangsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu.
Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah dan bukan pada organ jasmani tersebut sehinggga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis. Proses perkembangan akan berlangsung sepanjang kehidupan manusia, sedangkan proses pertumbuhan seringkali terhenti jika seseorang telah mencapai kematangan fisik (Hartina, S., 2008).

2.1. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
1. Faktor internal
Yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam faktor fisik dan faktor psikis (Zunun, 2008).
a. Faktor fisik
Di dunia ini orang mempunyai bentuk tubuh yang bermacam – macam. Ada yang tinggi ceking, ada yang pendek gemuk, dan ada yang sedang antara tinggi dan besar badanya. Sudah jelas, masing – masing mmpunyai pengaruh tersendiri bagi perkembangan seorang anak
b. Faktor psikis
Dalam hal kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan. Akan tetapi ada pula yang selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka menyendiri, kecerdasan dan temperamen.

2. Faktor Eksternal
Yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Faktor eksternal dibagi menjadi 6 macam: faktor biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif, dan religious (Zunun, 2008)
a. Faktor biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b. Faktor phyis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb. Semua ini jelas membawa dampak masing – masing terhadap perkembangan anak – anak yang lahir dan dibesarkan disana.
c. Faktor ekonomis
Dalam proses perkembanganya. Betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk mebeli alat – alat sekolah

d.Faktor cultural
Di Indonesia ini, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang masing – masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkemangan anak – anak.
e. Faktor edukatif
Pendidikan tak dapat disangkal mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia. Malah karena sifatnya berencana dan sering kali diusahakan secara teratur, faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya disbanding faktor yang lain manapun juga.
f. Faktor religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih – lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah soal perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya.

Beberapa aliran yang berhubungan dengan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa adalah:
1. Aliran Nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran psikologis . Tokoh utama aliran ini bernama arthur Schopenhoeur (1788-1860) seorangg filosofis Jerman, Aliran filosofis nativisme ini dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kacamata hitam, karena para ahli penganut ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak ada pengaruhnya. Dalam ilmu pendidikan pandangan ini disebut pesimisme pedagogis (Radhy, 2007)
2. Aliran Empirisisme
Aliran empirisisme (empiricism) tokoh utamanya adalah John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “ The School of British Empiricism” (aliran empirisme inggris). Doktrin aliran empirisme yang amat mashur ialah “tabula Rasa” yang berarti lembaran kosong. Doktrin tabula rasa menekankan arti pentingnya pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidiknya sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya (Radhy, 2007).
c. Aliran Kovergensi
Aliran kovergensi merupakan gabungan antara aliran empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas ( pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama aliran ini bernama Louis William Stern, seorang filosof dan psycholog Jerman (Radhy, 2007).


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu faktor fisik dan faktor psikis
2. Faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu : faktor biologis, faktor physis, faktor ekonomis, faktor kultural, faktor edukatif, dan faktor religious

B. Saran
Sebagai calon guru, hendaknya kita mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik lebih dalam lagi/ dikembangkan agar kita dapat mengatasi masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada saat proses belajar mengajar/pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, Perkembangan peserta didik (online), Http:www.dowbload-search-engine.com/perkembangan+peserta didik-ebook-pdf.html

Hartina, S., 2008, Perkembangan Peserta Didik, Reflika Aditama, Tegal.

Radhy, M.S., 2007, Perkembangan Peserta Didik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, Pare-Pare.

Zunun, M.M., 2008, Seminar Psikologi Pendidikan Islam,
www.asterpix.com/tagclodclick/?=24376617url=http://scribd.asterpix.com (Perkembangan anak).

Sabtu, 17 Juli 2010

manfaat sedekah

KEMATIAN BISA DIUNDUR
(Yusuf Mansur)
Kematian memang di tangan Allah. Maka ada satu hal yang bisa membuat kematian menjadi sesuatu yang bisa ditunda, yaitu kemauan bersedekah, kemauan berbagi dan peduli.
SUATU hari, Malaikat Kematian mendatangi Nabiyallah Ibrahim, dan bertanya, “Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?”
“Yang anak muda tadi maksudnya?” tanya Ibrahim. “Itu sahabat sekaligus muridku.”
“Ada apa dia datang menemuimu?”
“Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi.”
“Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi.” Habis berkata seperti itu, Malaikat Kematian pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim. Hampir saja Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk rriemberitahu anak muda tersebut, untuk menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematian anak muda itu besok. Tapi langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.
Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan bahwa anak muda tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.
Hingga usia anak muda ini 70 tahun, Nabiyallah Ibrahim bertanya kepada Malaikat Kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat Kematian menjawab bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah menahannya.
“Apa gerangan yang membuat Allah menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda tersebut, dulu?”
“Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.”
Saudara-saudaraku, pembaca “Kajian WisataHati” dimanapun Anda berada, kematian memang di tangan Allah. justru itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah. Dan Allah memberitahu lewat kalam Rasul-Nya, Muhammad shalla `alaih bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur. jadi, bila disebut bahwa ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah…sedekah.
Maka, tengoklah kanan-kiri Anda, lihat-lihatlah sekeliling Anda. Bila Anda menemukan ada satu-dua kesusahan tergelar. maka sesungguhnya Andalah yang butuh pertolongan. Karena siapa tahu kesusahan itu digelar Allah untuk memperpanjang umur Anda. Tinggal apakah Anda bersedia menolongnya atau tidak. Bila bersedia, maka kemungkinan besar memang Allah akan memanjangkan umur Anda.
Saudara-saudaraku sekalian, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan sampai. Dan, tidak seseorangpun yang mengetahui dalam kondisi apa ajalnya tiba. Maka mengeluarkan sedekah bukan saja akan memperpanjang umur, melainkan juga memungkinkan kita meninggal dalam keadaan baik. Bukankah sedekah akan mengundang cintanya Allah? Sedangkan kalau seseorang sudah dicintai oleh Allah, maka tidak ada masalahnya yang tidak diselesaikan, tidak ada keinginannya yang tidak dikabulkan, tidak ada dosanya yang tidak diampunkan, dan tidak ada nyawa yang dicabut dalam keadaan husnul khatimah.
Mudah-mudahan Allah berkenan memperpanjang umur, sehingga kita semua berkesempatan untuk mengejar ampunan Allah dan mengubah segala kelakuan kita, sambil mempersiapkan kematian datang.
Sampai ketemu di pembahasan berikutnya. Insya Allah, kita masih membahas “sedikit tentang menunda umur, tapi kaitannya dengan kesulitan-kesulitan hidup yang kita hadapi “.
sumber " http://tausyiah275.blogsome.com/2006/12/29/manfaat-sedekah/"

Kamis, 15 Juli 2010

5 Tips Menjaga Emosi

Emosi.......begitulah kata tersebut diucapkan. Sekali kita mendengar langsung perhatian kita tertuju ke perasaan marah. Padahal marah hanyalah salah satu bagian dari seratus atau bahkan seribu makna yang terkandung dalam kata Emosi.

Kita sering dalam kehidupan sehari hari bergelut dengan semua makna yang terkandung di dalamnya. Ingat bahwa semua yang ada diluar kita Netral adanya... yang membuat kita nggak Ngeh..itukan kita sendiri, habis ngapain harus dibuat positif dan negatif ?? kita sendiri kan yang mengelompokkan perasaan itu. Ya pastinya kita hidup selalu merasakan semua Emosi. Jengkel, marah, was was, takut, ragu ragu dan seabrek yang lainnya.Nah bagaimana kita menghadapinya??

Cobalah 5 Tips berikut ini untuk menjaga emosi agar tetap aman terkendali. 1. Biarkan keluar
Terkadang Anda juga perlu untuk mengekspresikan perasaan agar hati menjadi lebih ringan. Memendam dan menahan perasaan marah atau sedih dapat menyedot energi Anda dan mempengaruhi hubungan dengan orang tercinta, dan area lain dalam kehidupan pribadi dan profesional Anda. Jadi biarkan orang lain tahu jika sesuatu sedang mengganggu Anda. Jika kesulitan mengungkapkannya dengan kata-kata, cobalah menuliskannya ke dalam jurnal atau buku harian.
2. Hitung sampai sepuluh
Emosi adalah sesuatu yang kuat dan dapat muncul kapan pun: di tempat kerja, di supermarket, saat bersama teman-teman, bahkan di meja makan saat Anda sedang makan malam. Bila Anda merasakan emosi akan meluap, berhentilah sejenak dan hitung sampai 10 sebelum Anda mengatakan atau melakukan apa pun. Melakukan hal tersebut akan memberikan kesempatan kepada diri sendiri untuk tenang, menilai situasi, dan mempertimbangkan kemungkinan positif dan negatif akibat reaksi dan komentar Anda.
3. Kenali batas
Jika Anda memiliki kecenderungan untuk melakukan semua hal, berhati-hatilah! Tahan hasrat untuk menjadi manusia super yang menangani semua persoalan sendirian. Mintalah bantuan jika diperlukan. Bagi pekerjaan besar menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan delegasikan, bahkan tugas-tugas kecil sekali pun dan lakukan sebelum menumpuk. Belajar bagaimana mengenali dan mengekspresikan batas kemampuan diri adalah penting untuk menghindari ledakan emosi.
4. Bicara kepada diri sendiri
Emosi kita terkadang tak stabil. Suatu saat Anda bisa merasa senang, di menit berikutnya bisa jadi perasaan tidak karuan. Rasa khawatir tiba-tiba menyeruak dari dalam hati. Sesuatu atau mungkin beberapa hal terjadi di luar rencana dan harapan, dan Anda pun mulai terpuruk ke dalam lubang kegelapan. Sebelum terpuruk terlalu dalam, bicaralah kepada diri sendiri. Tanyakan apa yang dapat dipelajari dari situasi yang tengah dihadapi dan bagaimana cara agar Anda dapat membuat rencana yang lebih efektif di masa yang akan datang.
5. Penuhi kebutuhan dasar
Emosi datang menyerang pada saat Anda berada di dalam kondisi yang paling rentan: ketika jadwal kegiatan, peran dan tanggung jawab Anda sangat padat. Maka dari itu pastikan Anda telah memenuhi kebutuhan dasar terlebih dulu seperti makan, minum, tidur, dan olahraga yang cukup. Anda akan lebih mudah untuk tetap tenang, berkepala dingin, dan siap jika berolahraga secara teratur, makan makanan sehat, dan mendapatkan cukup tidur.

Rabu, 07 Juli 2010

larutan

Pernahkah kamu membuat larutan? Larutan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, bahkan kita selalu berhubungan dengan larutan. Misalnya larutan gula, larutan cuka, larutan alkohol dan banyak larutan lainnya.
Lalu apa yang dimaksud dengan larutan? Untuk menjelaskan pengertian larutan, coba dengan cara berikut. Jika ke dalam gelas yang berisi air dimasukkan gula kemudian kamu aduk, apa yang terjadi? Larut. Ya, gula akan larut dalam air. Setelah gula larut dalam air, dapatkah kamu membedakan antara air dan gula? Ternyata kita tidak dapat membedakan air dan gula. Walaupun dengan menggunakan mikroskop sekalipun. Mengapa? Karena gula bercampur sangat baik dalam tataran molekuler dengan air.




Sekarang kita bandingkan dengan percobaan kedua. Ke dalam gelas yang berisi air dimasukkan pasir atau tanah, kemudian kamu aduk sekuat tenaga. Apa yang terjadi? Ternyata pasir atau tanah tidak dapat larut dalam air. Setelah diaduk beberapa saat kemudian pasir atau tanah akan segera mengendap. Disini kita dapat segera memastikan komponen-komponen yang bercampur.
Pada percobaan yang pertama, antara air dengan gula, kita membuat campuran homogen. Sedangkan pada percobaan kedua, pencampuran air dengan pasir, kita membuat campuran heterogen. Pada campuran heterogen, kita dapat memisahkan, menunjukkan komponen-komponen yang dicampurkan. Sedangkan pada campuran homogen, kita tidak dapat membedakan komponen-komponen yang bercampur. Campuran homogen kemudian disebut sebagai larutan.
Jadi larutan adalah campuran dua zat atau lebih yang memiliki sifat serba sama di tiap bagiannya. Dalam larutan zat yang bercampur tidak terpisah dan sulit dibedakan secara kasat mata.
Dalam larutan ada dua jenis zat yang terlibat, yaitu pelarut dan zat terlarut. Pelarut (solvent) adalah zat yang melarutkan zat terlarut (solut). Jumlah pelarutnya biasanya lebih banyak daripada zat terlarut. Coba ingat kembali percobaan pembuatan larutan gula! Berapa jumlah gula yang kamu masukkan ke dalam segelas air? Tentunya lebih sedikit dari jumlah air yang kamu sediakan.
Jumlah pelarut tidak harus mutlak lebih banyak daripada zat terlarut. Pada beberapa kasus, jumlah zat pelarut lebih sedikit. Misalnya pada alkohol. Jika kamu membeli alkohol di apotek, maka pada label botol alkohol tertera ‘alkohol 70%’. Apa artinya? Alkohol 70% mengandung arti : 70%-nya alkohol dan sisanya, 30%, adalah air. Jika volume larutan alkohol tersebut 100 mL, berarti alkoholnya terdapat 70 mL sedangkan sisanya -30 mL- adalah air. Contoh lain adalah larutan H2SO4 96%. Hal ini mengandung arti dalam tiap 100 mL larutan H2SO4 terdapat 96 mL H2SO4 dan 4 mL air. Walaupun jumlah air jauh lebih sedikit, tetap dikatakan air sebagai pelarut.

penelitian

BIOAKUMULASI ION LOGAM KADMIUM II OLEH RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONI DI LINGKUNGAN AIR LAUT


JURUSAN KIMIA FMIPA UNHAS
MAKASSAR
2008



PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km. Di dalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun hewan air. Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di laut adalah alga (Putra dan Putra, 2006).
Pembangunan yang pesat dibidang ekonomi disatu sisi akan meningkatkan kualitas hidup manusia, yaitu dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, tetapi di sisi lain akan berakibat pada penurunan kesehatan akibat adanya pencemaran yang berasal dari limbah industri dan rumah tangga. Hal ini karena kurangnya atau tidak memadainya fasilitas atau peralatan untuk menangani dan mengelola limbah tersebut (Marganof, 2003)

Sejalan dengan perkembangan sektor industri pada beberapa daerah telah terjadi berbagai kasus pencemaran terhadap sumber-sumber air, lebih jauh dari itu bahan pencemar air yang seringkali menjadi masalah terhadap masyarakat dan lingkungan adalah terdapatnya limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) (Brahmana dan Moelyo, 2003). Perkembangan teknologi industri memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan organisme, sisa-sisa bahan buangan dari industri berteknologi tinggi tersebut mengandung ion logam berat yang akan diadsorpsi oleh organisme perairan baik secara langsung maupun tidak langsung (Fathuddin, 2003).
Pencemaran perairan merupakan masalah lingkungan hidup yang perlu dipantau sumber dan dampaknya terhadap ekosistem. Dalam memantau pencemaran air digunakan kombinasi komponen fisika, kimia dan biologi. Penggunaan salah satu komponen saja sering tidak dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Menyatakan bahwa penggunaan komponen fisika dan kimia saja hanya akan memberikan gambaran kualitas lingkungan sesaat dan cenderung memberikan hasil dengan penafsiran dan kisaran yang luas, oleh sebab itu penggunaan komponen biologi juga sangat diperlukan karena fungsinya yang dapat mengantisipasi perubahan pada lingkungan kualitas perairan (Anonim, 2008).
Salah satu pencemaran pada badan air adalah masuknya ion logam berat. Peningkatan kadar logam berat di dalam perairan akan diikuti oleh peningkatan kadar zat tersebut dalam organisme air seperti kerang, rumput laut dan biota laut lainnya. Pemanfaatan organisme ini sebagai bahan makanan akan membahayakan kesehatan manusia (Marganof, 2003).
Kadmium merupakan salah satu logam berat yang dapat mencemari lingkungan. Kadmium dalam air berasal dari pembuangan industri dan limbah pertambangan. Logam ini sering digunakan sebagai pigmen pada keramik, dalam penyepuhan listrik, pada pembuatan alloy, dan baterai alkali. Kadmium bersifat toksik bagi makhluk hidup. Keracunan kadmium dapat bersifat akut dan kronis. Efek keracunan yang dapat ditimbulkannya berupa penyakit paru-paru, kanker, hati, tekanan darah tinggi, gangguan pada sistem ginjal dan kelenjar pencernaan serta mengakibatkan kerapuhan pada tulang ( Saeni, 1997).
Mengingat tingginya faktor resiko yang ditimbulkan pencemaran logam-logam toksik, maka upaya pengambilan ion logam toksik dari lingkungan perairan yang telah tercemar perlu terus diupayakan. Berbagai metode seperti penukar ion, penyerapan dengan karbon aktif (Rama, 1990) dan pengendapan secara elektrolisis telah dilakukan untuk menyerap bahan pencemar beracun dari limbah, tetapi cara ini membutuhkan biaya yang sangat tinggi dalam pengoperasiannya. Penggunaan bahan biomaterial sebagai penyerap ion logam berat merupakan alternatif yang memberikan harapan. Sejumlah biomaterial seperti lumut (Low, dkk, 1977), daun teh (Tan dan Majid, 1989), sekam padi (Munaf , 1997), dan sabut kelapa sawit (Munaf, 1999), limbah udang (Marganof, 2003), mikroalga (Brahmana dan Moelyo, 2003), cendawan (Surtiningsih, 2000), begitu juga dari bahan non biomaterial seperti perlit, tanah gambut, lumpur aktif dan lain-lain telah digunakan sebagai bahan penyerap logam-logam berat dalam air limbah.
Pemanfaatan sistem adsorpsi untuk pengambilan ion logam-logam berat dari perairan telah banyak dilakukan. Beberapa spesies alga telah ditemukan mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk mengadsorpsi ion-ion logam, baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk sel mati (biomassa). Beberapa makroalga merupakan indikator yang baik dan efisien untuk mengetahui terjadinya pencemaran logam berat. Organisme ini dapat mengakumulasi pencemar, terdapat dalam jumlah banyak, dan korelasi antara kandungan bahan pencemar dalam air dan dalam tubuh organisme dapat ditunjukkan. Rumput laut menawarkan keuntungan untuk biosorpsi karena memiliki struktur yang makroskopis sehingga dapat digunakan sebagai biosorben (Regine, dkk., 2000).
Dari berbagai penelitian di ketahui bahwa berbagai spesies alga terutama dari golongan alga hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta), dan alga merah (Rhodophyta) baik dalam keadaan hidup (sel hidup) maupun dalam bentuk sel mati (biomassa) dapat mengadsorpsi ion ion logam. Gugus fungsi yang terdapat dalam alga mampu melakukan pengikatan dengan ion logam seperti yang telah dibuktikan oleh Davis, dkk., (2000) menggunakan Sargassum dan Figueira dkk., (2000) yang menggunakan biomassa Durvillaea, Laminaria, Ecklonia sebagai biosorben ion logam berat. Ladeiro, dkk., (2006) menggunakan makroalga Cystoseira baccata sebagai biosorben untuk Cd(II) dengan studi kinetika dan kesetimbangan menunjukkan bahwa Cystoseira baccata mampu melakukan pengambilan logam dengan cepat, study kinetika dan kesetimbangan menunjukkan logam yang diserap sekitar 0.9 mmol/g (101 mg/g untuk kadmium(II)).
Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan informasi tentang potensi E.cottonii sebagai biosorben maupun sebagai bioindikator pencemaran lingkungan perairan, serta tentang bagaimana interaksi logam kadmium pada jenis alga yang lain seperti pada E. cottonii, karena jenis alga tersebut banyak tumbuh di perairan sulawesi selatan dan pertumbuhannya cukup cepat, sehingga kemungkinan terserapnya logam berat lebih besar. Dengan demikian rumput laut E.cottonii diharapkan dapat dijadikan bioindikator maupun biosorben.

1.2. Rumusan Masalah
  1. Apakah E. cottonii dapat dijadikan sebagai bioindikator atas pencemaran ion logam Cd(II) dalam lingkungan perairan laut?
  2. Bagaimana pengaruh waktu dan konsentrasi terhadap penyerapan ion logam Cd(II) oleh E.cottonii?
  3. Berapa besar kapasitas penyerapan E.cottonii terhadap ion logam Cd(II)?
  4. Gugus fungsi apakah yang berperan dalam proses adsorpsi ion logam Cd(II) oleh E. cottonii?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan E. cottonii mengakumulasikan ion logam terutama ion logam Cd(II).

1.3.2 Tujuan Penelitian
  1. Mengkaji kemampuan E. cottonii sebagai bioindikator atas pencemaran logam Cd(II) dalam lingkungan perairan laut.
  2. Mengkaji pengaruh waktu dan konsentrasi terhadap penyerapan ion Cd(II) oleh E.cottonii.
  3. Menentukan kapasitas penyerapan E.cottonii terhadap ion logam Cd(II).
  4. Menentukan gugus fungsional yang kemungkinan berperan dalam proses adsorpsi ion Cd(II) oleh E. cottonii.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfat antara lain:
  1. Informasi tentang parameter interaksi E. cottoni terhadap ion Cd(II) sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengolah lingkungan perairan yang terkontaminasi oleh logam berat.
  2. Memberi pengalaman praktis bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang lebih luas cakupannya kelak.