Rabu, 07 Juli 2010

larutan

Pernahkah kamu membuat larutan? Larutan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, bahkan kita selalu berhubungan dengan larutan. Misalnya larutan gula, larutan cuka, larutan alkohol dan banyak larutan lainnya.
Lalu apa yang dimaksud dengan larutan? Untuk menjelaskan pengertian larutan, coba dengan cara berikut. Jika ke dalam gelas yang berisi air dimasukkan gula kemudian kamu aduk, apa yang terjadi? Larut. Ya, gula akan larut dalam air. Setelah gula larut dalam air, dapatkah kamu membedakan antara air dan gula? Ternyata kita tidak dapat membedakan air dan gula. Walaupun dengan menggunakan mikroskop sekalipun. Mengapa? Karena gula bercampur sangat baik dalam tataran molekuler dengan air.




Sekarang kita bandingkan dengan percobaan kedua. Ke dalam gelas yang berisi air dimasukkan pasir atau tanah, kemudian kamu aduk sekuat tenaga. Apa yang terjadi? Ternyata pasir atau tanah tidak dapat larut dalam air. Setelah diaduk beberapa saat kemudian pasir atau tanah akan segera mengendap. Disini kita dapat segera memastikan komponen-komponen yang bercampur.
Pada percobaan yang pertama, antara air dengan gula, kita membuat campuran homogen. Sedangkan pada percobaan kedua, pencampuran air dengan pasir, kita membuat campuran heterogen. Pada campuran heterogen, kita dapat memisahkan, menunjukkan komponen-komponen yang dicampurkan. Sedangkan pada campuran homogen, kita tidak dapat membedakan komponen-komponen yang bercampur. Campuran homogen kemudian disebut sebagai larutan.
Jadi larutan adalah campuran dua zat atau lebih yang memiliki sifat serba sama di tiap bagiannya. Dalam larutan zat yang bercampur tidak terpisah dan sulit dibedakan secara kasat mata.
Dalam larutan ada dua jenis zat yang terlibat, yaitu pelarut dan zat terlarut. Pelarut (solvent) adalah zat yang melarutkan zat terlarut (solut). Jumlah pelarutnya biasanya lebih banyak daripada zat terlarut. Coba ingat kembali percobaan pembuatan larutan gula! Berapa jumlah gula yang kamu masukkan ke dalam segelas air? Tentunya lebih sedikit dari jumlah air yang kamu sediakan.
Jumlah pelarut tidak harus mutlak lebih banyak daripada zat terlarut. Pada beberapa kasus, jumlah zat pelarut lebih sedikit. Misalnya pada alkohol. Jika kamu membeli alkohol di apotek, maka pada label botol alkohol tertera ‘alkohol 70%’. Apa artinya? Alkohol 70% mengandung arti : 70%-nya alkohol dan sisanya, 30%, adalah air. Jika volume larutan alkohol tersebut 100 mL, berarti alkoholnya terdapat 70 mL sedangkan sisanya -30 mL- adalah air. Contoh lain adalah larutan H2SO4 96%. Hal ini mengandung arti dalam tiap 100 mL larutan H2SO4 terdapat 96 mL H2SO4 dan 4 mL air. Walaupun jumlah air jauh lebih sedikit, tetap dikatakan air sebagai pelarut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar